Minggu, 14 Januari 2018

30 Hari Bercerita - Day 2

2/30
Malam itu begitu dingin, hujan turun dari siang tanpa henti. Tidak deras, cuma lumayan basah kalau diam 5 menit dibawah hujan. Sambil menenteng kresek berisi makan malam, aku masuk ke gedung ATM Centre dan segera menuju antrian di salah satu mesinnya. Sekilas aku mendengar ada yang memanggil dalam bahasa Sunda, tapi aku tidak yakin. Setelah suara yang kedua, aku yakin pasti itu suara dari Ibu yang sedang duduk di dekat pintu itu. Aku hanya tersenyum sedikit ke arahnya lalu memasukkan kartu ku di mesin ATM.
.
Kuambil uang dan struknya, lalu berjalan menuju pintu keluar. Entah kenapa aku terpanggil untuk menemui Ibu tadi. Aku lihat dagangan aneka kerupuk yang dijejer dengan rapi diatas terpal. Aku mencari-cari tutut yang biasa aku beli dengan Ibu ini dan tidak menemukannya. Aku pikir ada bagusnya membeli kerupuk udang saja untuk menemaniku makan nasi+telur yang telah kubeli tadi. Sambil menghitung kembalian, Si Ibu tiba tiba curhat dalam bahasa Sunda..
.
"Kenapa ya neng dari tadi ibu duduk disini, nawarin dagangan, tp ga ada yang ngewaro. Jangankan ngewaro neng, noleh pun engga, Ibu sedih padahal sesama ditanah Sunda"
.
Aku hanya tersenyum lalu ber-hehe dan mencoba menghibur Ibu itu dengan bahasa Indonesia yang dicampur-campur sedikit dengan Sunda. Barulah sang Ibu mengerti bahwa aku anak rantau. Kita bercerita banyak hal seolah-olah sudah lama saling mengenal, sampai aku lupa bahwa nasi yang aku beli tadi sudah dingin.
.
Bagiku, berbagi itu sederhana. Tidak harus dengan banyak materi. Hanya dengan sedikit perhatian, akan lebih baik untuk mengusir kesepian. Jika diberi rezeki, tidak ada salahnya sedikit berbagi.
.
Cerita ini menjadi cerita penutup akhir tahunku di Jatinangor.
.
📸 by @inggissalsabila
.
.
02 Januari 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar